Mengenal Pengertian PoE dan Fungsi PoE (Power Over Ethernet)
PoE merupakan Singkatan dari Power Over Ethernet. POE sendiri bisa diartikan sebagai penyaluran tenaga listrik menggunakan kabel jaringan atau kabel Ethernet. Dimana listrik selanjutnya dialirkan memanfaatkan kabel twisted pair, baik UTP atau STP sebagai media transmisi daya.
POE ini sangat bermanfaat. Terutama saat melakukan instalasi perangkat wireless di luar ruangan ataupun di dalam ruangan yang besar. Dimana dengan menggunakan POE, Anda tidak harus melakukan penarikan kabel power yang tentu cukup merepotkan dan memakan biaya.
POE dengan standar IEEE 802.3af menjadi POE yang umum dgunakan. POE dengan standar ini memiliki maksimum power per port sebesar 15,4 W. Tetapi kini ada pula POE dengan standar baru berupa IEEE 802.3at yang memiliki maksimum power per port lebih besar, yakni mencapai 34,2 W.
POE standar baru ini dihadirkan seperlu mendukung perangkat-perangkat baru. Dimana dewasa ini sebagian besar perangkat wireless kekinian hadir dengan kebutuhan supply power yang lebih besar. Sehingga dibutuhkan POE standar baru dengan maksimum power yang lebih besar pula.
Fungsi POE
udah menjadi rahasia umum, bila tidak mudah mendapatkan sumber power saat memasang perangkat IP Camera, IP Phone, atau Access Point. Dalam hal inilah POE dibutuhkan sebagai solusi. POE merupakan alternatif terbaik ketika sulit mencari sumber power yang mendukung kebutuhan perangkat.
Tentu bisa dibayangkan betapa repot dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan saat proses instalasi IP camera dan Access Point di ruang besar. Karena dalam instalasi kedua perangkat tersebut setidaknya dibutuhkan 2 tarikan kabel UTP, baik untuk kabel listrik ataupun untuk data, serta power outletnya. Adapun penggunaan POE memberi keuntungan cukup tidak perlu repot karena hanya dibutuhkan satu tarikan kabel UTP saja.
Contoh topologi
pemasangan perangkat yang memanfaatkan PoE.
PoE-In
Kebanyakan para pengguna
MikroTik sudah cukup familiar dengan fitur PoE-In pada RouterBoard. Artinya
jika RouterBoard support PoE-In, maka routerboard tersebut bisa menerima power
dari interface ether PoE tanpa perlu power melalui power jack. RouterBoard yang
support fitur ini kebanyakan RouterBoard yang digunakan untuk kebutuhan
wireless.
Dengan adanya fitur
PoE-In ini, teknisi tidak perlu repot mengalokasikan kabel power untuk
memberikan power ke RouterBoard, cukup gunakan PoE untuk melewatkan power
melalui kabel UTP, artinya kabel UTP akan digunakan untuk melewatkan data
sekaligus melewatkan power untuk RouterBoard. Pada paket wireless outdoor
biasanya sudah termasuk passive PoE. Bentuk passive PoE tiap paket wireless
outdoor terkadang berbeda tergantung spesifikasi alat. Contoh gambar Passive
poE.
Pada bagian luar biasanya terdapat beberapa teks informasi. Untuk port pada passive POE yang bertuliskan LAN dihubungkan ke jaringan lokal, bisa ke komputer langsung atau ke swicth. Port LAN pada passive PoE hanya berfungsi untuk melewatkan data. Selanjutnya port passive PoE yang bertuliskan PoE dihubungkan ke RouterBoard pada port yang terdapat informasi PoE (biasanya ether1). Port ini selain melewatkan data, juga mengirimkan power yang akan digunakan oleh RouterBoard. Dan port power jack (DC), hubungkan dengan adaptor. RouterBoard akan menyala dengan menggunakan supply power via kabel UTP dari PoE sehingga tidak lagi membutuhkan power dari colokan power jack.
PoE-Out
Seperti yang sudah kita
singgung sebelumnya, beberapa produk MikroTik Support fitur PoE Output. Fitur
ini berfungsi untuk memberikan supply power terhadap perangkat yang terkoneksi
pada interface yang support PoE-Out.
Contoh produk yang support PoE Out misalnya RB750UP atau Omnitik UPA. Router yang memiliki fitur ini biasanya dibekali dengan adaptop yang berbeda dengan adaptor biasanya. Tentu saja adaptor yang memiliki kapasitas power yang lebih baik. Masing - masing device memiliki jumlah interface PoE-Put yang berbeda - beda. Disarankan untuk melihat spesifikasi detail setiap perangkat jika Anda membutuhkan fitur ini.
Contoh kasus misalkan
kita akan pasang beberapa wireless router dalam dalam satu tower. Dengan router
biasa, maka masing - masing wireless router akan membutuhkan adaptor dan
passive PoE, topologi pemasangan akan seperti berikut :
Berbeda ketika kita
sudah menggunakan Routerboard dengan fitur PoE out, misal Omnitik UPA. Maka
kebutuhan power wireless router yang lain dapat di supply oleh Omnitik UPA
tanpa harus menambahkan adaptor dan PoE untuk tiap perangkat. Topologi
pemasangan akan menjadi seperti berikut
PoE-Out bisa
dikonfigurasi melalui command : /interface ethernet poe. Setiap port bisa
dikonfigurasi secara independen. Pada kabel fast ethernet, by default kabel
Biru dan Coklat akan digunakan untuk melewatkan power dimana kabel biru untuk
tegangan positif sedangkan kabel coklat akan melewatkan tegangan negatif. Jika
menggunakan winbox, setting PoE bisa dilakukan dengan men-double klik
interface, kemudian klik tab PoE.
Akan muncul beberapa
parameter yang bisa kita tentukan sesuai kebutuhan, berikut detail mengenai
pearameter yang bisa di set :
- Auto-on - router akan mencoba
mendeteksi apakan power bisa dijalankan/tidak pada port tersebut. Router
akan melakukan pengecekan dengan menggunakan voltase rendah, jika terdapat
hambatan berkisar antara 3kΩ sampai 26.5kΩ maka PoE akan dinyalakan.
- Forced-on - Mematikan fungsi
deteksi dan akan menjadikan port tersebut sebagai PoE terus menerus selama
tidak terjadi overload dan short circuit.
- Off - Fungsi deteksi akan
dimatikan dan PoE juga akan dimatikan. Port ethernet akan berfungsi
selayaknya ethernet biasa.
Pada RouterOS v.6.x jika menggunakan kabel panjang ke sumber listrik tambahkan perintah berikut pada router : /interface ethernet poe settings set ether1-poe-in-long-cable=yes
PoE Priority
Digunakan untuk menentukan prioritas PoE power pada tiap port. prioritas tertinggi adalah 0 dan prioritas terendah adalah 99. Jika ada 2 atau lebih interface dengan priority yang sama maka port ethernet dengan nomor terkecil akan otomatis memiliki prioritas lebih tinggi. Sebagai contoh, ether2 dan ether3 memiliki priority yang sama, dan jika terjadi kelebihan beban maka PoE ether3 akan dimatikan. Router akan melakukan pengecekan tiap 6 detik apakah ethernet yang dimatikan karena priority bisa diberikan power kembali.
Safety
Untuk menghidari
kerusakan hardware karena power, Fitur PoE dibekali dengan beberapa fitur.
- Deteksi Port, mode auto-on bisa
dikatakan mode yang cukup aman dimana router dapat malakukan pengecekan
apakah device yang terkoneksi pada port tersebut membutuhkan dan mampu
menerima power dengan baik atau tidak.
- Overload Protection, ketika
Poe-Out dijalankan router akan melakukan pengecekan akan terjadinya
oveload. Jika terjadi overload maka PoE-Out akan dimatikan untuk
menghindari kerusakan hardware yang diakibatkan power berlebih. PoE
controler pada firmware versi 2 memungkinkan distribusi maksimal 1 ampere
pada salah satu port dan maksimal 2,2 ampere untuk total semua port.
- Short Circuit Detection,
pengecekan terjadinya short dilakukan pada saat PoE-out di-enable. Jika
router mendeteksi terjadinya short, maka semua port poE-Out akan
dimatikan.
Monitoring
Untuk melakukan
monitoring, cukup double klik interface yang berjalan sebagai poE-Out, kemudian
pada tab PoE akan tampil informasi power yang didistribusikan pada port
tersebut.
Perangkat RouterBoard
yang support PoE-Out biasanya ditandai dengan kode "P" atau
"i" pada nama produk, misalkan Omnitik UPA, RB750UP, RB260GSP,
RB2011UiAS, dll. Kode "P" artinya semua ethernet selain ether1 pada
RouterbBoard support PoE-Out, sedangkan produk yang memiliki kode "i"
artinya memiliki satu ethernet yang support PoE-Out.
Demikian sedikit
penjelasan mengenai Pengertian POE dan Fungsinya, semoga bermanfaat.